Selasa, 28 Februari 2012

PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU SEJARAH


A.    Pengertian
Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian, atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia tau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untukkepentingan global.
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki kegiatan manusia dalam masyarakat pada masa lampau didalam hubungan sebab akibat dan perkembangannnya dalam waktu dan tempat yang bersifat unik, dan yang mempunyai arti yang bersifat sosial.adapunkonsep-konsep dalam ilmu sejarah adalah perubahan dan kesinambungan, sebab akibat (kausalitas), kronologi, objektif, evolusi, revolusi, nasionalisme, internasionalisme, peradaban, konflik, tradisi, kreativitas kebudayaan, humanisme dan sebagainya.
      Dalam pengertian unit sejarah, sebagai suatu kesatuan kajian, sejarah memiliki tiga unit kajian sejarah yaitu :
1.      Sejarah lokal
Sejarah lokal adalah proses perkembangan keaktifan kemanusiaan didaerah atau lokalitas tertentu atau lingkungan sekitar.
2.      Sejarah nasional
Sejarah nasional adalah sebagai unit sejarah yang mengkaji negara nasional sebagai suatu unit kajian yang merupakan satu kesatuan nyata dan lazim dipelajari sendiri.
3.      Sejarah dunia
Sejarah dunia adalah pengkajian dari bangsa-bangsa atau negara-negara didunia.
Perspektif global dari sudut sejarah dapat dilihat dalam peristiwa sejarah pada rentang waktu yang panjang. Apabila kita kaji sesuai dengan konsep-konsep ilmu sejarah, maka dari peristiwa sejarah yang terjadi pada tingkat lokal dapat berkembang dari tingkat nasional, dan pada tingakat nasional dapat pula berkembang menjadiper istiwa dunia globalisasi kewilayah lain. Dengan demikian, maka terjadilah pergerakanpenduduk, tidak hanya pada lingkup wilayah berdekatan dengan tempat tinggalnya, tetapi bisa terjadi pada lingkup nasional, bahkan tingkat nasiona serta global.
Contohnya saja pada peristiwa ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada awalnya merupakan peristiwa sejarah lokal,kemudian pada perkembangan selanjutnya mesin uap menjadi dasar dari lahirnya revolusi industri di Inggris. Lahirnya revolusi di Inggris merupakan peristiwa sejarah yang bersifat nasional. Dengan adanya revolusiindustri, timbul masalah baru yakni diperlukannya bahan baku, daerah pemasaran dan penanaman modal.  Kebutuhan akan bahan baku, daerah pemasaran dan penanaman modal, mendorong penguasaan terhadap daeraeh Asia dan Afrika, karena daerah yang cocok untuk itu adalah Asia dan Afrika, sehingga menimbulkanp enjajahan di Asia dan di Afrika. Peristiwa penjajahan di Asia dan di Afrika merupakan peristiwas ejarah yang bersifat dunia atau global. Dengan demikian kala kita menggunakan konsep sebab akibat, dapat digambarkan secara kronologi sebagai berikut : ditemukannya mesin uap (sejarah lokal), mendorong lahirnya revolusi di Inggris ( nasional). Lahirnya revolusi industri mendorong penjajahan di Asia Afrika ( sejarah dunia / global).

B.     Perspektif Global dari Visi Sejarah
Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant pada abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “ kapan” terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas adanya.
Dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan kata lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang sudah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya, perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transforasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global di hadapannya.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasulyang tidak hanya berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup dikawasan lingkungannya masa itum melainkan tetap menjadi pola prilaku dan teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan tokoh dunia yang demikian itu, menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut pandang sejarah,melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah, Piramida di Mesir, Tembok Besar di Cina, Mesjid Taj Mahal di Agra (India), dan Candi Borobudur di Indonesia, yang merupakan beberapa bangunan “ keajaiban dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat, nilai budaya dari aspek arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan lapangan kerja dan lain sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan semacam itu, bukan hanya merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada itu, wajib dijadikan acuan pendidikan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya, bahkan keagaman yang ada di dalamnya.
Berbagai perang di berbagai kawasan, terutama Perang Dunia yang tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan ngernya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya. Perang yang pada saat berlangsungnyasebagai ajang pertentangan berbagai pihak atau berbagai negara, ternyata setelah usai menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan umat secara global. Pengalaman buruk dari perang telah menjadi alat penyadar umat dunia untuk memikirkan hal-hal yang lebih bernilai dan bermakna bagi kemanusiaan. Bahkan secara global, meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung kesejahteraan. Sebaliknya pengalaman negatif yang membawa malapetaka terhadap penghancuran umat, menjadi acuan kewaspadaan bagi kepentingan bersama. Bagi kepentingan pendidikan, perang yang merupakan peristiwa sejarah itu juga menjadi ajang meningkatkan kesadaran, penghayatan dan kewaspadaan peserta didik terhadap bahaya perang “modern” di hari-hari mendatang.
Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi Asia Afrika (1955) yang terkenal dengan “ Semangat Banndung “, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia di kawasan ini. Peristiwa itu juga telah membukakan mata ngara-negara “maju” sebagai bekas penjajah terhadap arti “kemerdekaan” bagi bekas negara jajahan yang wajib diperhitungkan. Dari peritiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan masyaraka Dunia terhadap pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara besar yang secara sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik lebih kuat daripada negara-negara yang bersangkutan. Perspektif global sejarah yang demikianlah yang wajib diangkat dalam pendidikan.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan yang terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi, mengahadapi dan mengatasinya.
Contoh : terjadinya revolusi industri telah mengubah masyarakat feodal (berdasarkan pada tanah / agraris ) ke masyarakat industri. Sedangkan pada abad sekarang ini yang terjadi revolusi informasi, sehingga negara-negara yang menguasai teknologi informasi yang akan berjaya. Malaise ekonomi yang terjadi pada tahun 1930 an telah mengacaukan kegiatan ekonomi dunia, dan sekarang ini  juga terjadi krisis ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan bisa berpengaruh pada perekonomian dunia.


C.    Sejarah dan Budaya
Seorang pendidik yang mendidik anak didik tentunya harus menyadari betul tentang kondisi  saat ini. Kita tidak boleh terpukau, dan diam sehingga tertinggal dari arus globalisasi. Akan tetapi juga jangan terbawa arus, sehingga lupa dan meninggalkan nilai budaya kita sendiri.
Dalam bidang sejarah sesungguhnya globalisasi sudah terjadi cukup lama. Kita sudah mengetahui tentang perjalanan panjang Columbus, untuk mengelilingi dunia. Pengaruhnya adanya perlombaan di negara-negar Eropa untuk datang ke Asia Tenggara dalam rangka mencari rempah-rempah.
Dalam kaitannya dengan budaya, globalisasi ini lebih dahsyat lagi pengaruhnya karena menyentuh semua orang dari semua lapisan secara langsung. Pengaruh film, misalnya memberikan pengaruh terhadap prilaku manusia dalam berpakaian, bertindak, berbicara dan sebagainya. Ini yang paling dikhawatirkan karena tidak semua orang mempunyai ketahanan yang kokoh untuk menyaring pengaruh negatif dari budaya ini.
Dalam kaitannya dalam globalisasi ini, maka peran negara mengalami pergeseran, yang semula memberikan perlindungan dan mengatur, kearah yang sifatnya membentuk sikap, kesadaran dan wawasan.
a.       Membentuk wawasan kebangsaan
Ini penting karena akan memberikan landasan kuat terhadap bangsadalam menghadapigelombang globalisasi. Kebijakan pendidikan harus mulai diarahkan terhadap pendidikan global untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang masalah-masalah global sehingga masyarakat tidak terpukau seperti yang disebutkan diatas, disebabkan karena negara tidak memungkinkanuntuk melakukan sektor terhadap semua informasi. Masyarakat juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan sensor sendiri. Oleh karena itu pendidikan harus diarahkan untuk :
1.      Memperluas wawasan dan persepsi anak didik yang berkaitan dengan permasalahan global.
2.      Meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa mereka bukan saja sebagai warga negara Indonesia tetapi juga warga negara dunia.
3.      Memberikan wawasan untuk mengkaji ulang nilai budaya yang ada, apakah masih dapat kita gunakan dan sesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
b.      Dalam kaitannya dengan nilai budaya
Anak didik perlu dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup agar mereka mampu menyeleksi budaya lain yang tidak sesuai atau budaya kita yang tidak cukup untuk mendukung proses globalisai. Budaya seperti “ biar lambat sasl selamat “ , budaya ini tidak sesuai lagi karena ini akan menghambat kemajuan.
Dalam  kaitannya dengan kebebasan mengeluarkan pendapat juga telah mulai adanya usulan untukmembatasi informasi yang diperkirakan akan merusak nilai budaya bangsa seperti gambar dan cerita yang berbau pornografis.
c.       Memonitor aktivitas penggunaan internet
Melalui pemberi jasa internet, kalau ada yang mengambil informasi yang nilai tidak layak agar dapat diberikan sanksi.di Indonesia, sensor seperti ini sudah mulai dilakukanwalaupun masih belum ketat pengawasannya.
Usaha sensor seperti ini bukan merupakan usaha untuk mempersempit akses ke internet untuk mencari informasi, akan tetapi berupa pencegahan terhadap masuknya informasi yang melanggar etika.
Dalam era globalisasi ini ada beberapa peran negara yang berkurang yaitu negara tidak lagi menjadi poros utama dalam berbagai bidang, tetapi juga muncul peran baru. Dengan demikian maka peran negaa tetap penting, an setiap negara harus mengambil posisi dala peran barunya ini. Namun semua peran ini berkaitan dengan negara sebagai partisipan dalam era globalisasi.
Secara politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi penjaga stbilitas dan pengontrol politik baik dalam maupun luar negeri. Perlu disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat dan diluar kontrol pemerintah kita. Oleh karena itu, peningkatan kerjasama dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut komitmen yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, dan aktif mengikuti dan mengadkan perubahan.
























DAFTAR RUJUKAN

Sumaat madja, dkk. 2000. Perspektif Global. Jakarta : Universitas Terbuka.

Umi Oktyari retnaningsih, dkk. 1999. Perspektif Global. Pekanbaru. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi ProyekPendidikan Guru Sekolah Dasar.

Triatmodjo, Hamdan, dkk. 2002. Perspektif Global.Jakarta:  Depdiknas.


SOSIOLOGI


1. Pengertian
Secara harfiah atau etimologis (definisi nominal), Sosiologi berasal dari bahasa Latin : Socius = teman, kawan, sahabat, dan Logos = ilmu pengetahuan.
Jadi Sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Sedangkan secara operasional (definisi real ), beberapa pakar sosiologi mendefinisikan sebagai berikut :
a.       sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin Bertran)
b.      sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia denagn kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. (Mayor Polak)
c.       Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum. (P.J Bouwman)
d.      Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses social, termasuk perubahan-perubahan social. (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi)
e.       Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. ( Emile Durkheim)
f.       Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. (Soejono Sukamto)
g.       Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi. (William Kornblum)
h.      Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut. (Allan Jhonson)
i.        sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok sosial. (Menurut Roucek & Waren)
j.        Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain. (Pitirim Sorokin)
k.      Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. (Roucek dan Warren)
l.        Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. (William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf)
m.    Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. (J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers)
n.      Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. (Max Weber)
o.      Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. (Paul B. Horton)
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Kesimpulannya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.
Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.
2. Objek-objek Sosiologi
Sesuai dengan pengertian sosiologi yang telah diutarakan, maka objek sosiologi yaitu :
a.       Struktur social, adalah jalinan dari seluruh unsure-unsur social.
b.      Unsur-unsur social, yang pokok adalah norma/kaidah social, lembaga social, kelompok social, dan lapisan social.
c.       Proses social, adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.
d.      Perubahan social, adalah segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga social dalam masyarakat yang mempengaruhi system social, seperti nilai, sikap, dan sbagainya.
e.       Objek Material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
f.       Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
g.       Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
h.      Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat.dan banyak juga hal-hal ataupaun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

3.  Metode Sosiologi
Metode Sosiologi dibedakan menjadi dua antara lain :
a.       Metode kualitatif
Metode kualitatif  mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat. Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut.
1) Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2) Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.
3) Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questinnaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dan kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).




b. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan antarmanusia dalam masyarakat secara kuantitatif. Pengolahan data secara statistik banyak dilakukan para ahli ilmu sosial untuk data yang bersifat angka (data kuantitatif). Pengolahan data dengan menggunakan statistik tidak berarti menuntut seseorang menjadi ahli statistik. Penggunaan statistik dalam sosiologi tidak harus menggunakan teknik statistik tinggi. Pengolahan data statistik dapat dilakukan secara sederhana. Kemampuan untuk mencari nilai rata-rata (mean, mode, median) atau dengan menggunakan tabel Distribusi Frekuensi, telah dapat dan biasa Anda lakukan. Di sekolah, Anda juga telah belajar keterampilan matematis yang berguna untuk membantunya dalam mengolah data secara statistik.
Di samping metode-metode tersebut, masih ada beberapa metode lain, yaitu sebagai berikut.
1) Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari kaidah-kaidah yang berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
2) Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih luas atau bersifat umum.
3) Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat.
4) Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
5) Metode fungsional, yaitu metode yang digunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.












Bagan metode yang di gunakan sosiologi menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi





 
 





















4. Konsep-Konsep Dasar Sosiologi
Ada beberapa konsep yangdiuraikan dalam sosiologi yaitu :
1.      Kelompok/masyarakat
Kelompok menunjukkan kepada sejumlah orang yang hidup bersama dalam mencapai satu tujuan atau karena mereka mengikuti tatanan nilai yang sama. Konsep lembaga atau pranata merujuk bukan hanya kepada lembaga dalam arti wadah badan. Lembaga atau pranata social menurut Soerjono Soekanto adalah himpunan dari norma-norma dan segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Jadi pranata social pada dasarnya bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi, yang pemenuhannya memerlukan keteraturan. Lembaga atau pribadi social itu misalnya lenbaga keluarga, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, lembaga politik, dan lembaga agama.
Menurut Peter L. Berger, defenisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Oleh karena itu, Berger mendefenisikan juga masyarakat sebagai “yang menunjukkan pada suatu sistem interaksi, atau tindakan yang terjadi paling kurang antara dua orang yang saling mempengaruhi perilakunya”
2.      Individu
Individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran, kehendak, memiliki kebebasan, memberim arti pada sesuatu, mampu menilai tindakan dna hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak (actor).
3.      Hubungan Individu dan Masyarakat
Pengertian hubungan disini berarti bahwa kedua kenyataan, yaitu subjektif dan objektif saling menentukan, yang satu tidakm ada tanpa yang lain.
4.      Fakta Sosial
Fakta sosial bias juga disebut fenomena sosial atau realitas sosial yang merupakan suatu kekuatan yang menekan individu dari luar, memaksanya untuk berbuat sesuai dengan fakta sosial.
5.      Peran
Peran sebagai konsep sosiologi dapat diartikan sebagai fungsi peran oleh seseorang dalam suatu lembaga sesuai dengan kedudukan atau statusnya. Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses membantu individu melalui belajar meyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat diatikan sebagai proses membantu idividu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya. Dengan kata lain sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan social.
6.      Norma
Konsep ini merujuk tatanan normative yang diharapkan individu dalam suatu peran. Norma menurut Robert MZ lawang adalah patokan perilaku dalam suatiu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, dan norma ini merupakan criteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Smentara itu nilai adalah yang dianggap penting atau berharga bagi individu atau kelompok. Menurut Lawang nilai adalah ganbarab mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku social dari orang yang memiliki nilai itu.
Beberapa konsep dasar sosiologi menurut para sosiolog.
1.      G.A. Lunberg:Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku sosial orang-seorang dan
kelompok.
2.      Roucek and Warren:Sosialogi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antar
manusia dalam masyarakat.
3.      Bierens De Haan:Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat.
4.      Prof. Selo Soemardjan:Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial,proses sosial,
dan perubahan-perubahan sosial.Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-
unsur sosial yang pokok,yaitu kaidah-kaidah sosial,lembaga-lembaga sosial,kelompok-
kelompok sosial,dan lapisan soial.Proses sosial adalah pengaruh timbal-balik dari berbagai
segi kehidupan sosial (ekonomi dan politik,hukum,dan agama).
5.      Pitirim A.Sorokin:Sosialogi adalah ilmu yang me,pelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial,hubungan dan pengaruh gejala sosial dengan non
sosial,dan ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.
6.      Auguste Comte (Bapak Sosiologi):Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia
di dalam masyarakat (antarndividu,antar individu dan kelompok,dan antara kelompok
dan kelompok.
7.      Anthony Giddens:Sosiologi adalah studi tentang kehidupan sosial antar manusia,kelompok,
dan masyarakat.

Sosilogi memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan social berupa pemahaman tentang bagaimana lembaga-lembaga social berkembang dan bagaimana orang0orang berinteraksi di dalamnya. Para siswa dapat belajar tentang lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi hidupnya.


Daftar rujukan