Senin, 27 Februari 2012

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)


1.      Pengertian
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Model STAD yang dikembangkan oleh robert slavin dan kolega – koleganya di universitas john hopkin, merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan suatu model yang baik untuk pebelajar yang baru mengenal tentang pembelajaran kooperatif. Slavin (1995) mejelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis , atau kelompok sosial lainnya.
Guru lebih dahulu menyajikan materi baru dalam kelas,kemudian anggota tem mempalajari dan berlatih untuk materi tersebut dalam kelompok mereka yang biasanya bekerja berpasangan. Mereka melengkapi lembar kerja,bertanya satu sama lain,membahas masalah dan mengerjakan latihan.Tugas –tugas mereka itu harus dikuasai oleh setiap anggota kelompok. Pada akhirnya guru memberikan kuis yang harus dikerjakan siswa secara individu.

2.      Ciri-ciri
Cirri-ciri model pembelajaran kooperatif model  STAD  adalah :
1)            Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajarnya.
2)            Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3)            Bilamana mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda.
4)            Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran yaitu :
1)      Kemampuan akademik.
2)      Penerimaan perbedaan individu.
3)       Pengembangan keterampilan sosial.


3.      Tahap pelaksanaan pembelajaran model STAD.
Menurut Nurasma (2006:52) pembelajaran kooperatif model  STAD  terdiri dari 6 tahap :
a.    Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif.
Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 -
5 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :

·      Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
·   Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.

b.Penyajian materi
Penyajian materi pelajaran, ditekankan pada ha-hal berikut :

·         Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.
·         Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
·         Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.

c. Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan.

d.Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

e. Penghargaan kelompok
Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.

f. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru.
Selanjutnya pemerian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan guru dengan melakukan tahap sebagai berikut :
a)      Menghitung skor individu
Menurut Slavin, untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung dengan cara sebagai berikut :
No
Nilai tes
Skor perkembangan
1
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
5 poin
2
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
10 poin
3
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
4
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar
30 poin
5
Pekerjaan sempurna
30 poin
b)      Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan idividu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Dalam melakukan perhitungan poin perkembangan kelompok, dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah anggota kelompok yang ada
 
N =
 
jumlah total perkembangan anggota

sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok yang dikategorikan menjadi :
·         Kelompok baik dengan skor rata-rata 15
·         Kelompok hebat dengan skor rata-rata 20
·         Kelompok super dengan skor rata-rata 25

c)      Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggi dan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll.

4.      Kelebihan dan kekurangan dari metode kooperatif tipe STAD
Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:
1)      Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2)      Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3)      Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4)      Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut:
1)      Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
2)      Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3)       Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
4)      Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran kooperatif masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas. Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

1 komentar:

  1. trima kasih atas postingan anda .... sangat bermanfaat buat saya :) ....

    tolong posting metode STAD ( Student Teams-Achievement Divisions )
    trima kasih

    BalasHapus