A. Pengertian
Perspektif global adalah suatu cara
pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian, atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia tau internasional.
Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untukkepentingan
global.
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki
kegiatan manusia dalam masyarakat pada masa lampau didalam hubungan sebab
akibat dan perkembangannnya dalam waktu dan tempat yang bersifat unik, dan yang
mempunyai arti yang bersifat sosial.adapunkonsep-konsep dalam ilmu sejarah
adalah perubahan dan kesinambungan, sebab akibat (kausalitas), kronologi,
objektif, evolusi, revolusi, nasionalisme, internasionalisme, peradaban,
konflik, tradisi, kreativitas kebudayaan, humanisme dan sebagainya.
Dalam
pengertian unit sejarah, sebagai suatu kesatuan kajian, sejarah memiliki tiga
unit kajian sejarah yaitu :
1. Sejarah
lokal
Sejarah lokal adalah
proses perkembangan keaktifan kemanusiaan didaerah atau lokalitas tertentu atau
lingkungan sekitar.
2. Sejarah
nasional
Sejarah nasional adalah
sebagai unit sejarah yang mengkaji negara nasional sebagai suatu unit kajian
yang merupakan satu kesatuan nyata dan lazim dipelajari sendiri.
3. Sejarah
dunia
Sejarah dunia adalah
pengkajian dari bangsa-bangsa atau negara-negara didunia.
Perspektif global dari sudut sejarah
dapat dilihat dalam peristiwa sejarah pada rentang waktu yang panjang. Apabila
kita kaji sesuai dengan konsep-konsep ilmu sejarah, maka dari peristiwa sejarah
yang terjadi pada tingkat lokal dapat berkembang dari tingkat nasional, dan
pada tingakat nasional dapat pula berkembang menjadiper istiwa dunia
globalisasi kewilayah lain. Dengan demikian, maka terjadilah
pergerakanpenduduk, tidak hanya pada lingkup wilayah berdekatan dengan tempat
tinggalnya, tetapi bisa terjadi pada lingkup nasional, bahkan tingkat nasiona
serta global.
Contohnya saja pada peristiwa
ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada awalnya merupakan peristiwa sejarah
lokal,kemudian pada perkembangan selanjutnya mesin uap menjadi dasar dari
lahirnya revolusi industri di Inggris. Lahirnya revolusi di Inggris merupakan
peristiwa sejarah yang bersifat nasional. Dengan adanya revolusiindustri, timbul
masalah baru yakni diperlukannya bahan baku, daerah pemasaran dan penanaman
modal. Kebutuhan akan bahan baku, daerah
pemasaran dan penanaman modal, mendorong penguasaan terhadap daeraeh Asia dan
Afrika, karena daerah yang cocok untuk itu adalah Asia dan Afrika, sehingga
menimbulkanp enjajahan di Asia dan di Afrika. Peristiwa penjajahan di Asia dan
di Afrika merupakan peristiwas ejarah yang bersifat dunia atau global. Dengan
demikian kala kita menggunakan konsep sebab akibat, dapat digambarkan secara kronologi
sebagai berikut : ditemukannya mesin uap (sejarah lokal), mendorong lahirnya
revolusi di Inggris ( nasional). Lahirnya revolusi industri mendorong
penjajahan di Asia Afrika ( sejarah dunia / global).
B. Perspektif
Global dari Visi Sejarah
Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant
pada abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya
jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “ kapan” terjadinya. Dalam hal
ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu
dan tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas adanya.
Dapat digambarkan bahwa perspektif
sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan kata lain, perspektif sejarah
itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang sudah lampau. Perspektif
sejarah suatu peristiwa, membawa citra tentang suatu pengalaman masa lampau
yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan
datang. Selanjutnya, perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang
tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional dan
peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan
kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transforasi
budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda
untuk memasuki kehidupan global di hadapannya.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh
agama, para nabi, dan rasulyang tidak hanya berpengaruh terhadap umatnya pada
saat mereka masih hidup dikawasan lingkungannya masa itum melainkan tetap menjadi
pola prilaku dan teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan
tokoh dunia yang demikian itu, menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya
dari sudut pandang sejarah,melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti
Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah, Piramida di Mesir, Tembok Besar di Cina,
Mesjid Taj Mahal di Agra (India), dan Candi Borobudur di Indonesia, yang
merupakan beberapa bangunan “ keajaiban dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna
sejarah, melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat, nilai budaya
dari aspek arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan lapangan kerja dan
lain sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan semacam itu, bukan hanya
merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada itu, wajib dijadikan
acuan pendidikan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya, bahkan keagaman yang
ada di dalamnya.
Berbagai perang di berbagai kawasan,
terutama Perang Dunia yang tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya
dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan ngernya pembunuhan umat manusia,
namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna
kemanusiaannya. Perang yang pada saat berlangsungnyasebagai ajang pertentangan
berbagai pihak atau berbagai negara, ternyata setelah usai menjadi alat
pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan umat secara global. Pengalaman buruk
dari perang telah menjadi alat penyadar umat dunia untuk memikirkan hal-hal
yang lebih bernilai dan bermakna bagi kemanusiaan. Bahkan secara global,
meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung kesejahteraan. Sebaliknya
pengalaman negatif yang membawa malapetaka terhadap penghancuran umat, menjadi
acuan kewaspadaan bagi kepentingan bersama. Bagi kepentingan pendidikan, perang
yang merupakan peristiwa sejarah itu juga menjadi ajang meningkatkan kesadaran,
penghayatan dan kewaspadaan peserta didik terhadap bahaya perang “modern” di
hari-hari mendatang.
Pertemuan Internasional yang bernilai
dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi Asia Afrika (1955) yang
terkenal dengan “ Semangat Banndung “, telah meningkatkan kesadaran masyarakat
Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di
negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia di
kawasan ini. Peristiwa itu juga telah membukakan mata ngara-negara “maju”
sebagai bekas penjajah terhadap arti “kemerdekaan” bagi bekas negara jajahan
yang wajib diperhitungkan. Dari peritiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan
masyaraka Dunia terhadap pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara
besar yang secara sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik lebih kuat
daripada negara-negara yang bersangkutan. Perspektif global sejarah yang
demikianlah yang wajib diangkat dalam pendidikan.
Dengan belajar sejarah kita akan
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan
yang terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi, mengahadapi dan
mengatasinya.
Contoh : terjadinya revolusi industri
telah mengubah masyarakat feodal (berdasarkan pada tanah / agraris ) ke
masyarakat industri. Sedangkan pada abad sekarang ini yang terjadi revolusi
informasi, sehingga negara-negara yang menguasai teknologi informasi yang akan
berjaya. Malaise ekonomi yang terjadi pada tahun 1930 an telah mengacaukan
kegiatan ekonomi dunia, dan sekarang ini
juga terjadi krisis ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara. Bila keadaan
ini tidak segera diatasi akan bisa berpengaruh pada perekonomian dunia.
C. Sejarah
dan Budaya
Seorang pendidik yang mendidik anak
didik tentunya harus menyadari betul tentang kondisi saat ini. Kita tidak boleh terpukau, dan diam
sehingga tertinggal dari arus globalisasi. Akan tetapi juga jangan terbawa
arus, sehingga lupa dan meninggalkan nilai budaya kita sendiri.
Dalam bidang sejarah sesungguhnya
globalisasi sudah terjadi cukup lama. Kita sudah mengetahui tentang perjalanan
panjang Columbus, untuk mengelilingi dunia. Pengaruhnya adanya perlombaan di
negara-negar Eropa untuk datang ke Asia Tenggara dalam rangka mencari
rempah-rempah.
Dalam kaitannya dengan budaya,
globalisasi ini lebih dahsyat lagi pengaruhnya karena menyentuh semua orang
dari semua lapisan secara langsung. Pengaruh film, misalnya memberikan pengaruh
terhadap prilaku manusia dalam berpakaian, bertindak, berbicara dan sebagainya.
Ini yang paling dikhawatirkan karena tidak semua orang mempunyai ketahanan yang
kokoh untuk menyaring pengaruh negatif dari budaya ini.
Dalam kaitannya dalam globalisasi ini,
maka peran negara mengalami pergeseran, yang semula memberikan perlindungan dan
mengatur, kearah yang sifatnya membentuk sikap, kesadaran dan wawasan.
a. Membentuk
wawasan kebangsaan
Ini
penting karena akan memberikan landasan kuat terhadap bangsadalam
menghadapigelombang globalisasi. Kebijakan pendidikan harus mulai diarahkan
terhadap pendidikan global untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang
masalah-masalah global sehingga masyarakat tidak terpukau seperti yang
disebutkan diatas, disebabkan karena negara tidak memungkinkanuntuk melakukan
sektor terhadap semua informasi. Masyarakat juga harus memiliki kemampuan untuk
melakukan sensor sendiri. Oleh karena itu pendidikan harus diarahkan untuk :
1. Memperluas
wawasan dan persepsi anak didik yang berkaitan dengan permasalahan global.
2. Meningkatkan
kesadaran anak didik kita, bahwa mereka bukan saja sebagai warga negara
Indonesia tetapi juga warga negara dunia.
3. Memberikan
wawasan untuk mengkaji ulang nilai budaya yang ada, apakah masih dapat kita
gunakan dan sesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
b. Dalam
kaitannya dengan nilai budaya
Anak
didik perlu dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup agar mereka
mampu menyeleksi budaya lain yang tidak sesuai atau budaya kita yang tidak
cukup untuk mendukung proses globalisai. Budaya seperti “ biar lambat sasl
selamat “ , budaya ini tidak sesuai lagi karena ini akan menghambat kemajuan.
Dalam kaitannya dengan kebebasan mengeluarkan
pendapat juga telah mulai adanya usulan untukmembatasi informasi yang
diperkirakan akan merusak nilai budaya bangsa seperti gambar dan cerita yang
berbau pornografis.
c. Memonitor
aktivitas penggunaan internet
Melalui
pemberi jasa internet, kalau ada yang mengambil informasi yang nilai tidak
layak agar dapat diberikan sanksi.di Indonesia, sensor seperti ini sudah mulai
dilakukanwalaupun masih belum ketat pengawasannya.
Usaha
sensor seperti ini bukan merupakan usaha untuk mempersempit akses ke internet
untuk mencari informasi, akan tetapi berupa pencegahan terhadap masuknya
informasi yang melanggar etika.
Dalam
era globalisasi ini ada beberapa peran negara yang berkurang yaitu negara tidak
lagi menjadi poros utama dalam berbagai bidang, tetapi juga muncul peran baru.
Dengan demikian maka peran negaa tetap penting, an setiap negara harus
mengambil posisi dala peran barunya ini. Namun semua peran ini berkaitan dengan
negara sebagai partisipan dalam era globalisasi.
Secara
politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan
menjadi penjaga stbilitas dan pengontrol politik baik dalam maupun luar negeri.
Perlu disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat
dan diluar kontrol pemerintah kita. Oleh karena itu, peningkatan kerjasama
dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus
bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut komitmen
yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, dan
aktif mengikuti dan mengadkan perubahan.
DAFTAR RUJUKAN
Sumaat
madja, dkk. 2000. Perspektif Global. Jakarta : Universitas Terbuka.
Umi
Oktyari retnaningsih, dkk. 1999. Perspektif Global. Pekanbaru.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
ProyekPendidikan Guru Sekolah Dasar.
Triatmodjo,
Hamdan, dkk. 2002. Perspektif Global.Jakarta: Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar